Cita-cita

Setiap orang pasti memiliki cita-cita dan harapan yang kelak dapat dicapai, begitu pun saya. Oke kita kenalan lagi, halo saya Maulida Khoerunnisa, biasa dipanggil Icha. Saya pun punya cita-cita yang jika dilihat dari saya kecil hingga sekarang, cita-cita saya berubah-ubah :D.

Dari kecil hingga lulus SD, saya bercita-cita menjadi pramugari. Entah kenapa saat saya kecil profesi ini terdengar sangat keren, mungkin karena yang menjadi pramugari itu terkesan pintar, ramah, dan terbang kemana-mana.  Namun, setelah melihat beberapa berita kecelakaan pesawat terbang, serta melihat postur tubuh saya yang mungil, maka saya urungkan cita-cita saya menjadi pramugari. Dan justru cita-cita saya berganti menjadi seorang Reporter.

Tiba-tiba saya ingin menjadi reporter setelah melihat berita tv tentang mudik. Dalam benak saya, ‘enak ya jadi reporter, bias jalan kemana-mana, bisa tahu setiap kejadian yang terjadi dimana-mana’ dan masih banyak alasan lain yang mendorong saya untuk jadi seorang reporter.

Kemudian, pada saat SMK tingkat akhir, saya ingin menjadi news anchor atau pembaca berita, karena menurut saya, pembaca berita itu lebih elegan dan terlihat sangat intelek. Pada saat lulus SMK, saya ditawari untuk bekerja di sekolah SMK saya dulu, dan menjadi asisten guru, tapi saya menolak karena saya rasa, saya tidak cocok untuk menjadi guru, karena sifat tidak sabarannya saya. Saya sama sekali tidak ada keinginan untuk menjadi guru,  namun justru saya malah bekerja sebagai developer web dan mengambil kuliah di fakultas ilmu komputer, karena sesuai dengan jurusan yang saya ambil sewaktu SMK.

Namun, setelah saya mulai bekerja, saya ingin sekali untuk menjadi seorang guru. Karena menurut saya, menjadi tenaga pengajar adalah suatu pekerjaan yang mulia–bukan berarti pekerjaan lain tidak–dalam arti, banyak kesempatan untuk mengajak orang lain kepada kebaikan, mengingatkan, dan mengajarkan hal-hal baik kepada generasi muda yang sedang menuntut ilmu, dan kita juga turut berpartisipasi menyiapkan anak-anak muda dengan sebaik-baiknya.  Hal ini juga masih sangat saya inginkan, dan belum tercapai hingga sekarang. Semoga saya diberi kesempatan untuk dapat mencapai ini semua, Aamiin.

 

-MaulidKh-

 

Kondisi masyarakat Indonesia

Indonesia

Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah penduduknya tercatat sekitar lebih dari 200 juta penduduk yang menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini bertengger di posisi 4 Negara dengan penduduk terbanyak di Dunia. Tingkat kesejahteraan di Indonesia pun beragam, kelas menengah atas dan menengah bawah. Terlebih ditilik dari agama, budaya, bahasa, seolah tak akan ada habisnya membahas tentang Indonesia. Kali ini saya akan membahas mengenai kondisi masyarakat Indonesia apabila dilihat dari beberapa aspek kehidupan, yaitu IPOLEKSOSBUD.

  1. Politik

Politik dalam suatu Negara merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena merupakan tonggak manajemen Negara tersebut, begitupun yang terjadi di Indonesia. Mulai dari Presiden hingga tingkat kelurahan bahkan RT hampir semuanya menggunakan pemilihan umum langsung, hal ini juga sesuai dengan Sistem Pemerintahan Indonesia yang menganut paham Demokrasi yang mana kedaulatan sepenuhnya diserahkan pada rakyat. Orang-orang yang menempati bangku di pemerintahan seharusnya berusaha menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya. Memiliki tujuan yang sama dengan tujuan Negara Indonesia yakni mensejahterakan rakyat Indonesia, menjadi pelayan rakyat. Namun yang terjadi di Indonesia saat ini, bangku pemerintahan seakan menjadi rebutan hanya untuk meningkatkan tingkat kekayaan, popularitas, kehormatan dan jabatan semata. Sudah rahasia umum apabila persaingan di dalam politik itu tidaklah mudah, hal-hal yang terjadi didalamnya, cara baik maupun tidak baik bisa saja terjadi. Namun dalam politik tidaklah mulu hal buruk, apabila jika kita memang memiliki niat baik untuk membangun Indonesia dan kita memiliki ketertarikan di dalam pemerintahan, politik adalah satu jalan yang akan sangat berpengaruh besar bagi perubahan Indonesia yang lebih baik.

 

  1. Sosial

Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain untuk hidup dan berkembang. Hubungan sosial ini juga sangatlah penting dalam suatu Negara, karena masyarakat akan memiliki tujuan yang sama untuk mewujudkan cita-cita bangsa serta akan timbulnya rasa kekeluargaan, saling memiliki, saling menjaga, layaknya keluarga. Jika hubungan sosial ini baik, maka masyarakat akan bekerja sama untuk membangun Negara ini menjadi terus lebih baik. Namun kondisi social yang terjadi di Indonesia kini seperti terpecah belah, ada jarak yang memisahkan antara si kaya dan si miskin, kesenjangan sosial terlihat dimana-mana, kekeluargaan seperti sudah hilang, sifat individualis semakin populer. Salah satu dampak buruk teknologi dan globalisasi juga terasa pada kurangnya interaksi antar masyarakat yang lebih asyik menggunakan gadget nya masing-masing, dibanding harus bersosialisasi dengan yang lainnya.

  1. Budaya

Budaya merupakan suatu hal yang telah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Begitu pula di Indonesia, budaya di Indonesia sangatlah banyak dan beragam, terlebih di masing-masing daerah. Budaya di Indonesia ada yang berasal memang dari Negara Indonesia sebagai budaya Nasional, dan ada pula yang berasal dari nenek moyang yang sudah turun-temurun di tiap-tiap daerah. Tiap-tiap budaya ini wajib kita jaga dan lestarikan sebagai warisan yang akan terus terjaga bagi anak dan cucu kita kelak. Karena dari berbagai kebudayaan ini, Indonesia juga dapat menarik minat para wisatawan yang hendak berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia. Tapi, hal yang disayangkan saat ini adalah budaya asli Indonesia sudah banyak yang terkontaminasi dengan budaya luar, khususnya budaya barat. Tidak dapat dipungkiri memang globalisasi memang sangat berpengaruh kepada penyebaran budaya ini, sehingga dengan mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia tanpa penyaringan terlebih dahulu. Target utamanya adalah para remaja, sehingga mengurangi rasa kecintaan mereka kepada budaya asli Indonesia dan memilih melestarikan budaya asing. Hal ini juga jika terus terjadi maka lama kelamaan budaya asli Indonesia akan tergerus dan hilang.

-MaulidKh-